Pemerintah kabupaten Kotabaru, bersama Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih TPH, Ditjen TP memilki target untuk LTT di lahan replanting dan lahan padi gogo di tengah perkebunan kelapa sawit dan karet seluas 270 hekta
Sudah menjadi pola tanam di Indonesia bahwa posisi luas tambah tanam pada Agustus 2020 akan memasuki kategori kritis karena memasuki masa paceklik. Musim kemarau yang identik dengan kurangnya air untuk pertanaman menyebabkan sawah-sawah tadah hujan relatif tidak ditanami/bero.
Pemerintah kabupaten Kotabaru, bersama Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih TPH, Ditjen TP memilki target untuk LTT di lahan replanting dan lahan padi gogo di tengah perkebunan kelapa sawit dan karet seluas 270 hektare per bulan yang harus ada penananam padi," kata Kepala Balai Besar Ir. Warjito, MSi., Kamis 27 Agustus.
Kunjungan supervisi di KP Semangat Baru, Desa Salino, Kec. Pulau Laut Tengah dan KP Maju Makmur, Desa Bumiasih, Kec. Kelumpang Selatan, Kab. Kotabaru dikomandani Kabid. Injarlab BB-PPMBTPH ibu Tria dan Kabid. TPH Dinas Pertanian Kotabaru, ibu Suzana. Ia menyebutkan luas tambah tanam di Kotabaru pada 21 kecamatan sudah mencapai target bahkan 2 kali lipat lebih besar dari semula 70 hektar mrnjadi 140 hektar di bulan Agustus. "September nanti akan kami genjot LTT karena dalam 2 pekan ini kami memasuki masa panen", tegas Suzana.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kotabaru Ir. Haerudin, MMA, salah satu upaya penambahan produksi padi selain melalui penambahan LTT dan peningkatan IP di wilayahnya, yakni dengan penyediaan benih unggul sebagai upaya peningkatan produktivitas. Perlunya kemandirian benih diharapkan dapat menyukseskan target pemerintah dalam penyediaan pangan, dengan terus bersinergi dan menjalin koordinasi yang efektif pada Kementan dan seluruh pemangku kepentingan, agar mengoptimalkan seluruh stimulus bantuan pemerintah serta kerja sama yang baik antarlintas sektoral.
"Kami berharap sinergi dengan BB Cimanggis dalam penyediaan benih padi khususnya varietas unggul baru seperti Inpari 42 GSR dan Inpari 46 Nutizinc mendapat perhatian dan dapat ditanam di Kotabaru, karena akan menjadi penyumbang positif (pangan) di wilayah kami," pungkas Haeruddin yg lulusan UGM Yogyakarta ini.
Kendala yang dihadapi dalam penyediaan benih bermutu adalah minimnya benih sumber sebagai ujung tombak suksesnya pertanaman padi.